BANGKIT SETELAH 50 TAHUN TERKUBUR



 Di kalangan pecinta motor antik, nama Ariel NH 350cc lansiran 1937 ini bukan lagi mahkluk asing. Tapi, mengingat kisah dan sejarah motor yang “bangkit dari kubur” menjadi sesuatu yang luar biasa.



 

Lebih dari 50 tahun, motor ini terpendam di dalam pasir dan derasnya aliran sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa, Sungai Brantas. Dan di tahun 2006 bangkai motor ini ditemukan oleh seorang penggali pasir Sungai Brantas.

Tak ubahnya sebuah Mumi yang hidup kembali, setelah dua tahun ditemukan motor ini hidup kembali dan bahkan sudah menjelajah jalan Jogjakarta-Bali-Lombok dan kembali ke Jogjakarta. Konon, diceritakan warga Bojonegoro yang tinggal di bantaran Sungai Brantas, motor tersebut adalah milik seorang bule yang dibunuh warga pribumi waktu jaman penjajahan Belanda dan mayatnya dilempar ke Sungai Brantas bersama motornya.

Sulistyo Budi yang kini menjadi empu motor tersebut menjelaskan, meski keadaan motor tersebut sudah jauh dari kondisi normal, namun bagi pecinta motor antik ada alasan tersendiri yang membuat sebuah motor menjadi sangat bernilai.

“Seninya jadi seorang pecinta motor antik, ya masing-masing punya alasan yang berbeda. Bahkan terkadang ada hal yang dianggap orang lain tak masuk akal,” buka warga asli Klaten yang tinggal di daerah Jl Prambanan – Klaten Km.3 ini.

Menurut lelaki berambut gondrong ini, pada tahun 2006 silam seorang penggali pasir menemukan motor ini dengan kondisi terdapat tali Jadung (tali yang terbuat dari kulit bambu-red) yang mengikat sebuah tengkorak manusia. “Menurut masyarakat sekitar Sungai Brantas, saat masa penjajahan sebelum RI merdeka, memang ada kejadian pembunuhan terhadap seorang bule yang sedang naik motor oleh warga pribumi, mayat dan motornya kemudian dimasukan ke Sungai Brantas,” beber lelaki yang akrab disapa Sulis ini.

Nah, tengkorak yang terikat di motor Ariel tipe NH bermesin 350 cc itu diperkirakan sebagai pemilik motor pertama dengan rentang kejadian pembunuhan sebelum tahun 1945.

Saat pertama diangkat oleh si penggali pasir dari lumpur dan pasir sungai Brantas, rangka nya dipotong jadi tiga bagian dan dijual ke pemulung rongsokan seharga Rp 350 ribu. Sempat berpindah tangan ke orang lain dan terakhir dimiliki oleh mbah Warjo asal Kediri. Di bengkel milik mbah Warjo inilah ketiga bagian rangka itu disatukan kembali.

“Sebenarnya, yang pertama ditemukan bukanlah motor, tapi rangka mobil Fiat “Konde” rakitan tahun 40-an yang udah tak bermesin, selang beberapa saat setelah rangka mobil diangkat dari dasar Sungai Brantas ditemukanlah motor Ariel NH 350 ini,” terang Sulis.

“Tahun 2008 saya nekat nebus motor ini meski kondisi mesin belum hidup bahkan banyak banget bagian motor sudah terkikis oleh derasnya aliran sungai Brantas. Jadi banyak teman berkata saya gila dan sinting ha ha ha,” ujar lelaki gondrong yang nekat ngerogoh duit 22 juta untuk bisa meminang motor tua buatan tahun 1937.

Meski secara fisik motor ini sudah seperti rongsokan tak bernilai karena banyak karat dan terkikis aliran air Sungai Brantas, tapi bagian mesin ternyata masih bagus dan berfungsi baik. Sisa oli yang terdapat di dalam mesinnya membuat jantung pacu Ariel NH 350 ini terlindungi dari korosi.

Restorasi jeroan mesin yang dilakukan Sulis hanya mengganti piston dan ringbawaan dengan piston kepunyaan Mazda dan pengapian aslinya diganti CDI milik Honda Grand.

“Bagian yang paling susah adalah ngusir 3 mahluk halus yang dari dulu bersarang dan menjaga motor ini. Sampai-sampai istri saya dan karyawan bengkel sering melihat penampakan hantu di motor itu. Tapi setelah dilakukan “upacara selamatan” akhirnya si hantu tersebut mau damai dan motor pun bisa hidup dan jalan lagi,” beber pemilik Zundapp 50cc dan BSA Side Klep tahun 1941.

Saat acara ulang tahun Himpunan Motor Tua di Bali tahun 2009 lalu, jadi langkah awal Ariel NH 350 menapak kembali aspal Indonesia setelah bangkit dari tidur panjangnya di dasar Sungai Brantas. Motor racikan duet maut James Starley dan William Hillman asal Inggris di tahun 1870 silam ini pun seperti hidup kembali.

“Anehnya, meskipun sudah tiga kali motor ini dijual ke orang lain, motor ini tetap kembali lagi ke saya seolah enggak mau pindah dari tangan saya,” tutup pria yang kini menjabat sebagai President Bajak Laut M.C sambil berbisik “terakhir ada yang nawar sampai 37 jeti”.





Cerita Mistis Penggemar Motor Tua"Disiram Kopi Dulu Baru Mau Hidup"

Cerita berbau misteri itu dirangkum dari pengalaman sejumlah anggota penggila motor tua, yang bernaung di kelompok Old Motorcycle Asosiation (OMA). Ahmad Bengar Harahap, ketua OMA menceritakannya kepada wartawan Sumut Pos, Kamis (3/6) kemarin.
“Kalau cerita kisah-kisah dan pengalaman para biker antik, saya rasa akan banyak sekali kisah unik, menggelitik hingga mistik. Ya, terserah percaya atau tak percaya tapi nyatanya ini banyak kami alami,” kata Ahmad.
Satu-persatu kisah mulai dibeberkannya. Pertama, kisah seorang anggota yang memiliki sebuah motor tua keluaran Rusia tahun 40-an. Pertemuan motor tua itu saja sudah cukup mengandung mistik. Bagaimana tidak, si anggota yang merupakan orang Semarang, suatu malam bermimpi. Dalam mimpinya dia harus pergi ke sebuah tempat. Nah, di sebuah tempat di pedalaman Semarang itu dia akhirnya bertemu dengan motor tua buatan Rusia itu. Namun, sebelum berhasil menemukannya, si anggota ini harus puasa mutih dulu beberapa lama.
“Dan percaya atau tidak, sepeda motor tua miliknya itu pernah ditawar mantan Kapoldasu Nanan Sukarna seharga Rp20 juta. Tapi karena proses pertemuan yang begitu sakral, akhirnya ditolak. Jadi dia gak lepas itu motor, padahal yang mau beli saat itu Kapoldasu,” kenang Ahmad yang akrab disapa Abeng itu.
Itu baru satu kisah. Kisah lain kata dia, belum lama ini anggota OMA melakukan perburuan motor tua ke daerah Lau Bakeri. Di sana, ada sebuah motor tua buatan Rusia, yang lama tak dimiliki dan tak pernah digunakan sejak tahun 60-an. Namun, ketika hendak membawa motor itu keluar dari dalam gudang penyimpanannya namun tak bisa.
“Waktu itu kami sampai 10 orang kalau tidak salah, mencoba mengeluarkan motor itu keluar gudang. Tapi tak bisa-bisa. Padahal harusnya didorong seorang saja itu bisa kalau ditilik dengan akal sehat. Tapi nyatanya ini tidak bisa. Kami pun bingung,” lanjut Ahmad.
Apa yang dilakukan selanjutnya sungguh tidak masuk akal. “Jadi, kami inisiatif saja untuk mencoba menyiramnya lebih dulu dengan kopi. Syukur,  akhirnya motor itu bisa dibawa pulang,” kata Ahmad yang juga dosen bahasa asing di Unimed itu.
Cerita punya cerita, warga setempat berkisah bahwa motor itu dulunya milik seorang Rusia yang memilih mengakhiri hidup dengan gantung diri karena melihat istrinya selingkuh dengan orang lain. Bisa jadi, pemilik motor itu tak iklas saat hendak dibawa. “Percaya nggak percaya sih,” cetusnya.
Karenanya sambung dia, banyak alasan yang membuat biker motor tua tak sudi menjual motor tuanya meski dengan materi berapa pun. Sebab, bicara hobi bagi mereka jauh dari taksiran uang. “Ini masalah hobi, makanya akan sulit jika kepuasan kami diukur dengan uang,” tutupnya. (*)syaifulah/sumut pos http://www.hariansumutpos.com